Suatu hari Bajuri pulang narik bajaj sampai larut malam, ketika baru sampai di depan pintu nampak Oneng dengan muka cemberut penuh curiga.
Oneng: "Kok Abang pulangnye larut amat sih bang?, Hayoo pasti keluyuran dulu ya?"
Bajuri: "Dasar bini nggak tau diri, laki baru pulang kerja udah diomelin bukannya disambut, disiapin air panas buat mandi. Laki baru pulang kerja banting tulang seharian eeeehh.. ini malah disangka keluyuran."
Oneng: "Berarti sekarang abang udah nggak narik bajaj lagi bang?"
Bajuri: "Kok nanya gitu?"
Oneng: "Tadi abang bilang seharian kerja 'banting tulang', emang kerja banting tulang gajinya lebih gede dari narik bajaj?"
Kamis, 19 Agustus 2010
Jumat, 02 April 2010
Cara Mengatasi Biang Gosip
Roy adalah penggemar berat si Dina. Suatu malam Roy memberanikan diri untuk mengajak Dina makan malam untuk merayakan diterimanya Roy bekerja di tempat yang baru. Roy menunggu untuk mencatat apa yang harus dipesannya, Dina belum dapat menentukan menu yang dikehendakinya. Ia justru masih sibuk mencocokkan daftar menu itu dengan buku diet yang tidak pernah lepas dari tas kecilnya.
"Hari ini aku harus makan makanan yang tidak lebih dari 300 kalori," kata Dina. "Kalau aku pesan telur setengah matang, itu berarti 77 kalori. Lantas sepotong roti, 63 kalori, dan acar, 42 kalori. Lalu..."
"Pelayan!" panggil Roy kemudian.
"Ya! Apa saja pesanan bapak?"
"Dua gelas air putih, dan... itu saja!"
Diet Sehat dengan Menghitung Jumlah Kalori
Roy adalah penggemar berat si Dina. Suatu malam Roy memberanikan diri untuk mengajak Dina makan malam untuk merayakan diterimanya Roy bekerja di tempat yang baru. Roy menunggu untuk mencatat apa yang harus dipesannya, Dina belum dapat menentukan menu yang dikehendakinya. Ia justru masih sibuk mencocokkan daftar menu itu dengan buku diet yang tidak pernah lepas dari tas kecilnya.
"Hari ini aku harus makan makanan yang tidak lebih dari 300 kalori," kata Dina. "Kalau aku pesan telur setengah matang, itu berarti 77 kalori. Lantas sepotong roti, 63 kalori, dan acar, 42 kalori. Lalu..."
"Pelayan!" panggil Roy kemudian.
"Ya! Apa saja pesanan bapak?"
"Dua gelas air putih, dan... itu saja!"
Kalah Berdebat dengan Wanita
Suatu waktu di pagi hari, sang suami kembali setelah beberapa jam pergi memancing, dan dia memutuskan untuk istirahat tidur terlebih dahulu.
Meskipun tidak biasa dengan situasi kondisi dengan keadaan danau tersebut, sang istri memutuskan untuk pergi dengan menggunakan perahu sang suami, lalu dia pergi ke tengah danau, berhenti, dan melemparkan jangkar perahu tersebut, kemudian membaca buku yang telah dia bawa sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, datanglah petugas penjaga danau, kemudian petugas tersebut merapat ke perahu sang istri tadi, dan berkata: "Selamat pagi, Bu, Apa yang sedang ibu lakukan"?
"Membaca buku", dia menjawabnya sambil berpikir ("loh, bukannya sangat jelas terlihat?")
"Ibu sedang berada di area terlarang untuk memancing", sang petugas memberi tahu.
"Oh, maaf Pak, tapi saya sedang membaca buku, bukan sedang memancing."
"Betul, akan tetapi Ibu telah membawa perlengkapan yang lengkap untuk memancing, jadi Ibu bisa kapan saja memancing. Saya terpaksa membawa ibu ke kantor dan memberikan surat pelanggaran."
"Surat pelanggaran hanya untuk membaca buku??!!" jawab sang Istri.
"Ibu sedang berada di area terlarang untuk memancing," jawab Petugas.
"Maaf Pak, tapi saya sedang membaca buku, bukan sedang memancing..."
"Betul, akan tetapi Ibu telah membawa perlengkapan yang lengkap untuk memancing, jadi Ibu bisa kapan saja memancing. Saya terpaksa membawa ibu ke kantor dan memberikan surat pelanggaran".
"Jika demikian, saya akan menuntut Anda dengan pelecehan seksual", jawab sang Istri.
"Loh, tapi menyentuh ibupun belum saya lakukan", jawab sang petugas.
"Betul, akan tetapi Bapak telah membawa perlengkapan yang lengkap, jadi Bapak bisa melakukannya kapan saja".
"Selamat membaca bukunya Bu ...," kemudian sang petugas tersebut pergi.
Kentut di Dalam Angkot
Suatu hari di dalam angkot yang penuh sesak dan panas, para penumpang dikagetkan oleh bau kentut yang baunya minta ampun. Semuanya pun menutup hidung dan mulai ribut. Kernet angkot yang nggak senang angkotnya tercemar radiasi bertanya, "Siapa yang kentut?"
Tentu saja nggak ada yang ngaku. Si tukang kentut misterius tidak ditemukan.
Nggak lama, kernet pun menarik ongkos. Para penumpang bergegas membayar. Dengan cuek kernet itu berkata, "Yang kentut belum bayar!!!"
Tiba-tiba seorang pemuda kurus yang duduk paling belakang berteriak nggak kalah nyaring, "Enak aja!!! Kan udah kukasih tadi!!!"
Jumat, 26 Februari 2010
Membagi Jatah Kambing
Sebuah desa miskin menerima bantuan dari pemerintah sebanyak 17 ekor kambing. Setalah diteliti, maka terpilihlah 3 orang yg paling berhak untuk menerima bantuan kambing itu.
Orang pertama berhak mendapat 1/2 bagian, orang ke-2 mendapat 1/3 bagian, dan orang ke-3 Mendapat 1/9 bagian.
Permasalahan muncul ketika ke 3 orang ini ingin mendapatkan kambing dalam keadaan hidup (utuh). Sang kepala desa puyeng mikirin ini, gimana caranya ngebagi kambing agar pas dan dalam keadaan utuh semua.
Di saat suasana sedang hot dan hampir menjadi kerusuhan, datanglah saya. Sesudah mengerti dengan keadaannya, saya jumpai Pak Kades dan saya pinjem 1 ekor kambingnya.
Pak kades terlihat nggak begitu rela, sampai akhirnya saya harus mejamin dan berjanji bahwa kambing itu pasti akan kembali.
Nah sekarang ada 18 ekor kambing, mari melakukan pembagian:
1/2 dari 18 = 9
1/3 dari 18 = 6
1/9 dari 18 = 2
Nah! 9+6+2 = 17 kan? Kemudian kambing pak Kades saya kembalikan lagi, seluruh penduduk desa berbahagia.
Sekali Kerja Semuanya Beres
Suatu hari si Udin ditegor majikannya.
Majikan : "Udin, kamu kalo kerja kok nggak pernah beres sekaligus, sih. Saya cuma nyuruh kamu beli 5 butir telur aja kamu sampe bolak-balik ke warung 5 kali. Lain kali jangan begitu ya ?"
Udin : "Iya, tuan" sambil manggut-manggut tanda nurut.
Beberapa hari kemudian sang majikan sakit, terus nyuruh Udin manggil tabib (maklum dokter mahal). Tapi sang majikan jadi kaget, karena waktu kembali nggak cuma tabib yang dipanggil Udin, tapi beberapa orang lain. Sang majikan nanya:
Majikan : "Udin, kamu ini apa-apaan sih, kan saya cuma nyuruh kamu manggil tabib, kenapa ada banyak orang lain di sini?"
Udin : "Lho, kan tuan nyuruh saya kerja musti beres sekaligus ?"
Majikan : "Iya, tapi apa hubungannya sama orang-orang ini?"
Udin : "Tuan kan nyuruh saya manggil tabib, nah, tabib kan biasanya setelah memeriksa, nulis resep obat, makanya saya panggil juga TUKANG OBAT, terus tukang obat kalo mau bikin obat kan perlu bahan-bahannya, makanya saya panggil juga TUKANG JUALAN BAHAN-BAHAN OBAT, terus bahan-bahan obat itu kan perlu dimasak dulu, saya panggil juga TUKANG KAYU BAKAR, kalo obatnya udah jadi, terus kan tuan minum itu obatnya, iya kalo tuan sembuh, kalo tuan malah mati gimana, makanya saya panggil juga TUKANG GALI KUBURAN."
Majikan : "Udin, kamu kalo kerja kok nggak pernah beres sekaligus, sih. Saya cuma nyuruh kamu beli 5 butir telur aja kamu sampe bolak-balik ke warung 5 kali. Lain kali jangan begitu ya ?"
Udin : "Iya, tuan" sambil manggut-manggut tanda nurut.
Beberapa hari kemudian sang majikan sakit, terus nyuruh Udin manggil tabib (maklum dokter mahal). Tapi sang majikan jadi kaget, karena waktu kembali nggak cuma tabib yang dipanggil Udin, tapi beberapa orang lain. Sang majikan nanya:
Majikan : "Udin, kamu ini apa-apaan sih, kan saya cuma nyuruh kamu manggil tabib, kenapa ada banyak orang lain di sini?"
Udin : "Lho, kan tuan nyuruh saya kerja musti beres sekaligus ?"
Majikan : "Iya, tapi apa hubungannya sama orang-orang ini?"
Udin : "Tuan kan nyuruh saya manggil tabib, nah, tabib kan biasanya setelah memeriksa, nulis resep obat, makanya saya panggil juga TUKANG OBAT, terus tukang obat kalo mau bikin obat kan perlu bahan-bahannya, makanya saya panggil juga TUKANG JUALAN BAHAN-BAHAN OBAT, terus bahan-bahan obat itu kan perlu dimasak dulu, saya panggil juga TUKANG KAYU BAKAR, kalo obatnya udah jadi, terus kan tuan minum itu obatnya, iya kalo tuan sembuh, kalo tuan malah mati gimana, makanya saya panggil juga TUKANG GALI KUBURAN."
Langganan:
Postingan (Atom)